Sebelum abad pertengahan bangsa eropa sudah mengenal beragam pewarna yang berasal dari tanaman tetapi warna yang dihasilkan cenderung pucat dan mudah luntur. setelah beberapa kali pencucian atau terkena hujan, kain atau pakaian yang diberi warna akan mengalami banyak pemudaran. pakaian berwarna merah cabai misalnya akan terlihat seperti merah muda atau pink setelah dicuci.
Lalu datanglah Spanyol dengan pewarna
carmine yang menghasilkan warna yang jauh lebih kereng, mencolok,
ngejreng dan yang terpenting tahan lama. zat pewarna yang dihasilkan oleh carmine tidak mudah luncur ketika terkena air atau dicuci. keunggulan yang dimilikinya dibandingkan dengan pewarna biasa membuat harganya sangat mahal, apalagi terbuat dari bahan yang dirahasiakan oleh Spanyol sehingga harganya bisa setara emas.
|
Bubuk pewarna merah carmine dan bahan aslinya yakni cochineal |
Walaupun mahal tetapi warna adalah salah satu media penunjuk status sosial tersendiri bagi pemakainya. pada saat itu warna pakaian yang jarang ada, unik ataupun langka akan membuat prestise pemakainya semakin tinggi. karena itu raja dan kaum bangsawan tetap membutuhkan pewarna carmine tersebut. bisnis pewarna tersebut sangat menjanjikan sehingga banyak yang mencoba mencuri rahasianya dari tangan Spanyol.
Mereka tahu kalau pewarna tersebut berasal dari dunia baru, tepatnya Amerika selatan. tetapi mereka dibuat kebingungan karena serpihan carmine yang mereka miliki sulit diidentifikasi. mereka bahkan tidak tahu apakah sedang mencari tanaman, bahan tambang atau serangga. pada masa tersebut bahkan dengan bantuan mikroskop sekalipun rahasia dari pewarna Spanyol masih terus diperdebatkan.
Selama 300 tahun tercatat hanya ada beberapa orang yang berhasil menemukan rahasianya tetapi tidak ada yang mampu memproduksi pewarna tersebut sesuai harapan. karena carmine ternyata dibuat dari bagian-bagian dari serangga yang bernama
cochineal.
|
Serangga cochineal dengan zoom yang diperbesar, aslinya hanya sebesar ujung pensil |
Sejenis serangga yang berukuran sangat kecil dan hidup dengan mengkonsumsi daun dari suatu jenis kaktus tertentu. walaupun kaktusnya bisa dipindahkan tetapi cochineal sangat rawan terhadap perbedaan iklim dan kelembaban sehingga sangat rapuh apabila dipindahkan ke luar dari lingkungan aslinya. serangga tersebut jelas tidak mampu bertahan hidup dalam pelayaran kapal antar samudera sehingga hanya produktif di wilayah aslinya yang tandus dan gersang.
Ketika ada yang berhasil membawa sejumlah besar cochineal hidup-hidup ke sebuah koloni inggris yang dirasa mirip, serangga tersebut ternyata gagal menghasilkan warna yang sama. hal tersebut diperparah dengan keengganan mereka untuk berkembang biak sehingga semua serangga tersebut musnah setelah satu atau dua generasi. padahal dibutuhkan setidaknya
70 ribu serangga cochineal untuk mencapai berat setengah kilogram.
Dari sekian puluh ribu serangga, hanya 10% dari bagian serangga yang menghasilkan zat pewarna. bisa dibayangkan berapa juta serangga cochineal yang dibutuhkan untuk membuat 1 kg pewarna carmine. oleh karena itu Spanyol terus menerus memiliki monopoli tunggal atas zat pewarna ini walaupun rahasianya sudah diungkap oleh beberapa negara tetangganya.
|
Yang putih-putih adalah serangga cochineal, warna merahnya berasal dari sejenis zat asam dan bukan darah |
Pewarna ini aslinya dimiliki oleh suku Aztec yang menggunakannya secara luas dalam kehidupan mereka. pewarna ini merupakan salah satu komoditas utama dari kebudayaan mereka. beberapa daerah bahkan membayar pajak dalam bentuk panen serangga cochineal. setelah kedatangan bangsa Spanyol budidaya secara besar-besaran dimulai di wilayah meksiko, peru dan sekitarnya. pewarna ini kemudian diperdagangkan secara luas dari Amerika, Eropa hingga India.
Demikian menguntungkan monopoli dari pewarna ini sehingga dianggap komoditas yang setingkat dengan coklat, perak dan juga emas. karena tidak ada bahan pengganti atau substitusi maka carmine menjadi sumber kekayaan kerajaan Spanyol selama ratusan tahun. hal ini membuat mereka bisa membuat Armada Laut yang terkenal
. pada abad berikutnya kemunculan pewarna sintetik dan kemerdekaan Meksiko membuat produksi dan harga carmine merosot tajam.
Masuk ke masa modern mungkin anda berpikir kalau bahan pewarna yang terbuat dari serangga menjijikan adalah cerita sejarah kuno yang sudah tidak lagi relevan. tetapi sekarang ini penggunaan carmine justru kembali naik daun karena dinilai lebih bersahabat daripada pewarna berbahan dasar kimia yang bersifat karsinogenik (pemicu kanker). karena itu mulai dari lipstik hingga makanan kembali menggunakan carmine sebagai pewarna andalan.
|
Ada yang mau nge bucks? |
Mulai dari permen coklat, biskuit, kue, yoghurt, es krim, saus tomat, BBQ bahkan beberapa minuman populer ternyata mengandung ekstrak pewarna carmine. tentu jauh lebih menyehatkan daripada zat kimia penyebab kanker walaupun agak lebih jijik sedikit. setidaknya sekarang anda tahu di balik warna merah yang menawan pada makanan dan minuman kesukaan anda ada cerita tentang cochineal yang dahulu harganya setara dengan emas.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Pewarna Merah Seharga Emas Dalam Sejarah"
Post a Comment