Siapa sangka seorang gadis desa berumur 17 tahun dapat mengubah nasib bangsanya? dari rekor Prancis yang kalah perang selama belasan tahun hingga kemenangan besar pertama mereka melawan Inggris. padahal
Joan of Arc tumbuh besar secara normal, tidak pernah berhubungan dengan perang ataupun pendidikan militer. tiba-tiba saja sang gadis mengajak kerabatnya mencari seorang komandan garnisun dalam suatu misi untuk menyelamatkan Prancis.
Joan meminta komandan yang masih loyal kepada keluarga kerajaan untuk mengantarkannya kepada Charles, calon raja Prancis. ia mengaku sebagai 1-1nya orang yang mampu menyelamatkan Prancis. tentu saja sang gadis diusir karena dianggap mengada-ada, tetapi ia pantang menyerah dan setahun kemudian Joan berhasil meyakinkan dua orang
knights bawahan sang komandan dan akhirnya diijinkan pergi menemui Charles.
|
Nama aslinya adalah Jehanne d'Arc, dikenal juga sebagai Maid of Orleans. |
Ketika itu perang sudah berjalan demikian buruk bagi Prancis yang menghadapi perang saudara sekaligus invasi dari Inggris. selama setengah tahun pertama kota-kota besar di utara sudah diduduki oleh lawan. sedangkan yang setia terhadap keluarga kerajaan terpaksa mengungsi ke daerah pedalaman selatan bersama Charles yang belum dinobatkan sebagai raja.
Inggris dan sekutunya terus menyerang ke selatan. satu-satunya pertahanan Prancis yang menghalangi adalah kota Orleans. tanpa menguasai kota tersebut dan akses jembatannya maka Inggris akan kesulitan menyebrang secara bebas ke selatan. belum lagi bahayanya karena garnisun Prancis di Orleans masih cukup besar untuk merusak garis belakang Inggris.
Walaupun melakukan perlawanan sengit tetapi setelah beberapa bulan Orleans mulai kedodoran menghadapi serangan Inggris. tetapi tidak ada yang pasti dalam perang, kesialan menimpa Inggris ketika pemimpin mereka tewas karena kecelakaan dengan meriam. hal ini membuat krisis kepemimpinan dan memberikan waktu berharga bagi Prancis untuk memperbaiki pertahanan kota.
Setelahnya situasinya agak berimbang. Inggris sulit menerobos masuk secara frontal sedangkan Prancis tidak bisa menyerang keluar dan membuka kepungan. keduanya menunggu bala bantuan, tetapi sekarang gantian Prancis yang mengalami naas. karena koordinasi yang buruk salah satu bala bantuannya justru hancur secara memalukan di tangan bantuan Inggris dalam
battle of herrings. |
Pengepungan Inggris (merah) terhadap Orleans, mencoba memotong jalur logistik dan memaksa kota untuk menyerah. |
Dalam situasi seperti ini yang menambah panjang daftar berita buruk selama berbulan-bulan, datanglah Joan of Arc ke hadapan Charles. sang gadis berpakaian dan berpotongan rambut ala laki-laki untuk keselamatan dirinya. hanya dengan dikawal 4 orang keberhasilan mereka menempuh perjalanan jauh berbahaya melewati wilayah lawan dari Domremy ke Chinon menarik perhatian banyak orang dan memberi sedikit harapan.
Joan bercerita telah melihat sosok surgawi yang menugaskannya untuk menyelamatkan Prancis dan membantu Charles untuk naik takhta. ketika ditanyakan bagaimana raja akan dilantik apabila upacara harus berlangsung di Reims sedangkan Orleans saja sedang diblokade Inggris, Joan mengatakan akan membebaskan Orleans. tidak langsung percaya tetapi terkesima dengan kepintaran dan kepercayaan diri sang gadis, mereka mengirimnya kepada ahli agama untuk diperiksa.
Setelah beberapa hari mereka tidak menemukan hal yang salah pada diri Joan walaupun tidak dapat memastikan kebenaran kisahnya. Charles melihat kesempatan dan memutuskan untuk menggunakan Joan, setidaknya untuk sementara. sesuai permintaannya Joan dijadikan sebagai Kapten kepala (1 level di bawah marshal) dan memimpin seluruh sisa militer Prancis untuk menyelamatkan Orleans.
Ditemani beberapa kapten senior, Joan menggalang pasukan bantuan dan bergabung dengan konvoi menuju Orleans. dalam perjalanan ia dibohongi ketika bermaksud untuk langsung menyerang posisi Inggris. para kaptennya memilih pendekatan yang jauh lebih aman dan mengutamakan untuk mengantarkan bantuan logistik ke Orleans lalu bertahan di dalam kota.
|
Perhatikan letak Domremy, Chinon, Orleans dan Reims. kekuasaan Inggris (Merah) dan sekutunya (Ungu). |
Betapa marahnya Joan ketika tiba di sisi selatan dan bukan utara seperti yang ia minta. di sini Joan menunjukkan sedikit pengetahuan militer dimana ia menyatakan tidak ingin membagi 2 pasukannya (yang 1 mengantar supply, yang 1 bertahan di pinggir sungai) yang bisa dihancurkan oleh Inggris secara mudah.
Untungnya para kaptennya berhasil mendamaikan dengan mengedepankan rakyat Orleans yang membutuhkan bantuan logistik dan menanti kehadirannya. Joan menerima nasihat mereka setelah pasukan dari kota keluar menyambut mereka dan memberikan perlindungan. pasukan Joan dengan perahu berhasil masuk ke Orleans dan disambut bagai pahlawan.
Dengan popularitasnya Joan membentuk militia yang bertempur atas perintahnya. dalam rapat perang di dalam kota, ia dengan jelas menyebutkan keinginannya untuk bertempur secara aktif. walaupun penuh tentangan tetapi keberanian pemimpin baru mereka dengan cepat menular kepada para perwira dan rakyat kota sehingga sehari setelahnya mereka mengubah cara bertempur.
Prancis tidak lagi pasif bertahan, tetapi aktif melawan. Joan sendiri sempat frustrasi karena pada awalnya dijaga jauh dari pertempuran oleh seniornya dan tidak diberitahukan tentang kapan pertempuran akan berlangsung. tetapi Joan dengan keras kepala berhasil hadir di garis depan dalam banyak pertempuran dan membuatnya menjadi sosok yang disegani kawan dan lawan.
|
Warga Kota Orleans sudah lama mendengar ramalan akan diselamatkan oleh sosok wanita berbaju besi |
Pada satu kesempatan Joan sempat berkirim surat kepada Inggris. pesannya menunjukkan dirinya sebagai pribadi yang kompleks. ia menggunakan cara pandang orang ketiga yang tidak umum digunakan untuk menyebut dirinya sebagai "the Maid". dengan cerdas membedakan peranannya sebagai Joan secara pribadi dalam surat dan kapasitas lainnya sebagai pemimpin militer.
Suratnya dengan lugas mengecam klaim Inggris secara politis atas wilayah Prancis, keikutsertaan dalam perang saudara, sekaligus mengancam militer lawannya apabila tidak mematuhi ultimatumnya. tidak terkesan berasal dari seorang gadis pedesaan buta huruf. justru bagaikan ditulis seorang komandan senior yang sudah kenyang perang, bernyali dan terbiasa dengan intrik politik.
Joan of Arc Letters.Pada 4 hari yang menentukan Joan teguh pada keputusannya sebagai pemimpin untuk menyerang lawan secara frontal. ketika mereka tidak bersedia, Joan memimpin sendiri dan sampai mengancam untuk membunuh penjaga gerbang yang awalnya menolak untuk membukakan pintu gerbang untuknya.
Walaupun pada beberapa kesempatan hampir terjadi blunder dan Joan pun sempat terluka, tetapi optimisme yang tumbuh dari pasukan yang semula terus bertahan menjadi aktif menyerang mengubah dinamisme perang. Inggris yang terbagi ke dalam banyak tempat dipaksa bertahan. tempo perang beralih ke tangan Prancis yang semakin bersemangat dan percaya diri setelah meraih kemenangan-kemenangan kecil.
|
Senjata utama Joan dalam perang adalah panji benderanya |
Dalam keadaan terluka Joan tetap hadir di garis depan, menjaga semangat pasukan yang terus melakukan serangan balik. setelah beberapa pertempuran melelahkan akhirnya di hari ke 9 setelah kedatangan mereka di Orleans, Inggris terpaksa membuka kepungannya. bagi Inggris pengepungan tidak lagi efektif apabila Prancis dapat mengirimkan bantuan seenaknya ke Orleans melalui jalur selatan yang sudah mereka kuasai kembali.
Mundurnya pasukan Inggris yang sebelumnya tampak tidak terkalahkan, beserta dengan begitu cepatnya keadaan berubah membuat Joan menjadi sosok pujaan prajurit dan rakyat Prancis.
Sehari kemudian kedua pasukan bertemu berhadapan. Joan menggunakan alasan hari minggu yang suci untuk menahan pasukannya. padahal banyak yang menginginkan pengejaran. ahli militer modern menilai tepatnya keputusan ini. adalah konyol untuk mempertaruhkan kemenangan besar di Orleans hanya untuk berperang dengan pasukan Inggris tanpa hasil yang jelas.
Kalaupun menang mereka hanya akan mengurangi sejumlah pasukan Inggris yang masih memiliki posisi penting dan pasukan di kota lainnya. kalau kalah maka kemenangan besar pertama mereka beserta kota Orleans akan hilang sekaligus seluruh harapan yang timbul pada diri Joan. padahal pasukan Inggris lebih banyak dan lengkap, sedangkan Prancis sudah kelelahan.
|
Joan of Arc terbiasa menantang maut pertempuran |
Tidak bersenang dengan kemenangan besar pertamanya, Joan segera meyakinkan Charles dan para kaptennya untuk melakukan penyerangan ke Reims tempat dimana upacara penobatan raja bisa dilangsungkan. ia beralasan setelah mereka resmi memiliki seorang Raja maka klaim Inggris akan semakin pudar dan lemah di mata rakyat.
Tetapi jarak Reims yang 2x lebih jauh di dalam wilayah lawan daripada Paris sekalipun membuat ragu banyak pihak. tapi keyakinan diri Joan begitu kuat sehingga mereka memutuskan ikut dengan rencananya apalagi setelah seorang komandan senior menilai rencana perang Joan yang nekad tidak akan diduga oleh Inggris sehingga memiliki unsur kejutan.
Setelah mengamankan beberapa posisi strategis, Prancis menyerbu ke arah Reims. banyak kota di perjalanan yang masih setia atau gentar terhadapnya sehingga menyerah takluk. Inggris dan sekutunya yang sedang memperkuat Paris terkejut dengan serangan ini sehingga mengirimkan bantuan dengan tergesa-gesa yang dihancurkan Prancis dalam
battle of patay.Kota Reims pun jatuh dengan cepat dan Charles dapat naik takhta dengan upacara lengkap sesuai tradisi. hal tersebut menguatkan klaim nya sebagai raja Prancis yang sah. Joan hadir dalam upacara tersebut pada posisi depan yang mengindikasikan besarnya kontribusi yang telah ia perbuat bagi Prancis.
|
Penobatan Charles sebagai Raja Prancis, Joan berada di belakangnya. |
Tetapi di sini lah karier militer Joan tiba-tiba meredup. dalam kondisi militer yang sudah lebih baik, penyerangan ke kota Paris yang ia pimpin tidak membuahkan hasil bahkan merupakan blunder yang sia-sia. di sela-sela perundingan damai dan gencatan senjata, Joan menjalin hubungan dengan para loyalis, berharap mereka bersedia memberontak terhadap sekutu Inggris.
Dengan uang hadiah dari raja Joan merekrut pasukannya sendiri. ketika perang kembali meletus, ia segera aktif berperang tanpa menunggu bala bantuan atau persetujuan dari pemimpin militer Prancis lainnya. akhirnya dalam usaha untuk menyelamatkan salah satu kota ia tertangkap ketika memimpin pasukan terakhir yang mundur dari serangan lawan.
Begitulah gaya kepemimpinan Joan of Arc, memimpin sendiri penyerangan dengan berada di garis terdepan. dan mundur paling akhir bersamaan dengan pasukan paling belakang. hal yang membuatnya dihormati, disegani oleh kawan dan lawan. sekarang harga dari risikonya ia bayar lunas dengan menjadi tawanan. ia diadili secara kontroversial sebagai orang sesat. walaupun tidak terbukti Joan dihukum mati dengan cara dibakar. ketika itu ia baru berusia 19 tahun.
Di akhir hidupnya Joan melakukan beberapa hal yang mengukuhkan perannya sebagai sosok yang luar biasa. ia yang tidak berpendidikan berhasil mempertahankan dirinya dari dakwaan para ahli teologis. mereka dibuat pusing oleh seorang gadis yang bahkan dengan jebakan dan siksaan tidak dapat mereka patahkan semangatnya. pada salah satu usaha melarikan diri juga ia pernah melompat dari tower setinggi belasan meter dan selamat dengan sedikit luka.
|
Tanda tangan asli Joan dalam dokumen, kemampuannya membaca dan menulis masih diperdebatkan |
Joan adalah sosok yang kontroversial, sebagai pemimpin militer ia seringkali dikecilkan peranannya karena tampak tidak masuk akal mengingat dirinya sebagai seorang gadis muda yang tanpa pengalaman atau pendidikan militer. tapi catatan tindakannya dalam perang membuktikan dirinya sebagai seorang pemimpin militer yang kapabel dan genius.
Terkesan tidak logis, lebih aneh dari fiksi tetapi demikianlah sejarah mencatat. pada film, Joan dikisahkan sebagai seorang maskot atau
morale booster. berguna untuk merektur militia,
levied troops dan menjaga semangat. tetapi ia lebih dari itu, keputusannya jelas memiliki nilai strategis dan keberaniannya menginspirasi semangat tempur dan nyali pasukan Prancis.
Mungkin peran Joan yang terbesar bagi militer Prancis adalah kejelasan komando militer. apabila sebelumnya sering terjadi kebingungan karena para kapten dan sekutu saling berbeda pendapat. di bawah Joan yang jauh lebih ngotot daripada mereka semua, prajurit Prancis mengikuti perintahnya seorang. tidak ada kebingungan, maju ataupun mundur ia selalu berada di tengah mereka.
Tidak terbatas pada perang langsung, Joan pun berhasil menjalin gerakan resistensi loyalis yang melakukan pemberontakan terhadap sekutu Inggris. menunjukkan pemahaman tentang aspek lain dari perang. pada akhirnya rakyat Prancis semakin terbentuk identitas nasionalnya yang memupuk jalan menuju rekonsiliasi dari perang saudara.
Dua puluh tahun setelah kematiannya perang saudara di Prancis berakhir dengan perdamaian. sedangkan Inggris terusir secara total dari wilayah Prancis. menutup babak akhir dari
perang seratus tahun antara Inggris dan Prancis yang sudah berjalan selama 115 tahun.
Belum ada tanggapan untuk "Joan of Arc, gadis penyelamat Prancis dalam sejarah perang 100 tahun"
Post a Comment